Jumat, 01 September 2023

Pak Syarif, Bestie Bapakku

Saat bapak masih aktif bertani
Saat kami menunggui bapak di rumah sakit, kedatangan tamu yg tak terduga. Semua saya, kakak dan adik-adik saya antara senang dan was-was.

Senang karena kami kedatangan orang-orang yg perduli dengan bapak. Was-was karena kami tak mengenal orang itu, tapi masuk ruangan ICU tempat bapak dirawat.

Ini bermula saat adik ipar kami menunggu bapak, tapi tak lama di dalam ICU dia kembali. Semua lantas kami bertanya, kok keluar? Dia jawab ada orang yg menggantikannya. Siapa? Kami semua bertanya.

Adik ipar kami lantas menyebutkan ciri-cirinya. Tapi kami tidak mengenal orang itu. Karena kami penasaran saya langsung saya mengintip ruang ICU untuk melihat orang itu, tetap saya tak mengenalnya.

Saya kembali ke kakak dan adik-adik saya, dan berbicara dengan adik ipar dengan nada agak menyayangkan dia mengizinkan orang itu masuk. Dia pun beralasan kirain orang itu sdh dapet izin dari kami.

Saya mau masuk untuk bertanya ke orang itu ada rasa gak enak juga sama perawat di dalam. Tapi akhirnya saya beranikan diri untuk mendatangi orang itu.

Saat saya masuk, dia langsung mengenalkan nama dan asalnya. Tapi saya tetap mengenalnya. Tapi yg membuat saya tenang saat dia menyampaikan bahwa dialah yg selalu membonceng bapak saya pulang dari masjid setelah sholat Jumat.

Obrolan kami pun kemudian semakin cair. Dan saya arahkan dia untuk ngobrol dengan kakak saya. Saya sendiri menggantikan dia menemani bapak di ruang ICU.

Sudah sekitar 10 tahun, ayah saya menderita pengapuran di tulang kaki. Akibatnya bapak saya berjalan pincang dan sedikit tertatih-tatih. Kalau mau ke tempat yg agak jauh dia sdh gak sanggup, Kalau pun sanggup berjalan pelan dan setelahnya dia akan merasakan sakit kakinya.

Karena itu, waktu saya di kampung dia mengandalkan saya untuk membawa ke manapun dia inginkan dengan menggunakan motor, termasuk ke masjid.

Ternyata setelah saya kembali bekerja di Jakarta bapak menemukan orang yg bersedia mengantar pulang sehabis dari masjid. Saat berangkat shalat Jumat dia tetap berjalan sendiri, saat pulang dia di antar oleh orang yg tadi masuk ruang ICU itu.

Namanya Pak Syarif. Dia bukan orang yg baru dikenal, tapi karena beda dusun interaksinya jarang. Karena interaksi mengantar itu, bapak saya dan Pak Syarif makin akrab.

Sehabis shalat Jumat Pak Syarif sigap menunggu di depan pintu masjid. Dua tahun sudah berjalan.

Saat bapak saya tidak ke masjid, Pak Syarif bertanya kepada tetangga kami. Saat mendengar bapak saya sakit dan di rawat, dia pun langsung menjenguknya.

Pak Syarif tertegun di depan saya saat tahu kondisi bapak saya. Terlihat dia sedih sekali, dan matanya pun berlinang air mata.

Saat bapak saya meninggal, dia bergegas mau ikut menyolatkan ayah saya.

Terima kasih Pak Syarif. Semoga amal baikmu kepada bapak saya menjadi amal baik yg dicatat Allah Swt.

Malahayu, 1 September 2023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar